
Diagnosis Organisasi diartikan sebagai suatu proses sistematis untuk memahami dan menjelaskan kondisi aktual suatu organisasi, termasuk permasalahan yang dihadapinya, kekuatan dan kelemahannya, tantangan yang dihadapinya, interaksi dengan lingkungannya, dan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap keberhasilan organisasi. Diawali dengan mempelajari symptom (gejala) yang dilihat atau dirasakan oleh anggota organisasi, Diagnosis Organisasi selanjutnya memeriksa berbagai elemen dan interaksi didalam organisasi, seperti struktur organisasi, sistem administrasi, prosedur kerja, sumberdaya, interaksi anggota, kepemimpinan, budaya organisasi dan berbagai aspek lainnya.
Tahapan dalam proses diagnosis meliputi (1) Identifikasi wilayah permasalahan tentative yakni dengan meninjau kondisi yang terjadi pada lingkup masyarakat tersebut yang akan di jadikan topik diagnosis yang akan dilakukan, (2) Pengumpulan data yakni identifikasi wilayah permasalahan yang telah dilakukan seblumnya, meskipun sifatnya masih sementara. Dikatakan bahwa sifat permasalahan itu masih sementara karena bentuk sebenarnya dari permasalahan tersebut hanya akan diketahui setelah data yang dikumpulkan dikategorikan sedemikian rupa hingga berbagai persyaratan seperti kemutakhiran, keakuratan, kelengkapan dan kehandalan benar-benar terpenuhi. Bahkan dalam kaitan ini harus ditekankan bahwa menurut teori system informasi manajemen, data hanyalah merupakan bahan baku dalam membantu proes pengambilan keputusan, (3) Analisa data yakni menganalisis data sedemikian rupa sehingga berubah bentuknya menjadi informasi yang mutakhir, relevan, akurat dan lengkap. Ciri-ciri informasi yang demikian sangat penting dimiliki karena hanya dengan cirri-ciri itulah informasi ersebut benar-benar dapat digunakan dalam mengidentifikasikan hakikat permasalahan yang dihadapi., (4) Umpan balik yakni memperoleh kesepakatan dan kesatuan bahasa tentang hakikat masalah yang dihadapi oleh organisasi klien tersebut, (5) Identifikasi Wilayah Permasalahan yakni konsultan dan klien tidak tercapai kesepakatan bulat tentang wilayah permasalahan yang dihadapi oleh organisasi klien. Dalam hal demikian sangat mungkin yang diperlukan ialah informasi tambahan yang pengumpulan dan analisisnya merupakan tugas konsultan untuk kemudian dipresentasikan kepada klien, (6) Motivasi klien menyelesaikan masalah yakni adanya perubahan jika tidak ada perubahan maka tidak ada gunanya bagi konsultan untuk memaksakan perubahan yang menurut pandangannya penting dan perlu dilakukan, akan tetapi tidak didukung oleh kesiapan selain untuk melakukannya, dan (7) Diagnosis cari penyebab masalah tentukan perubahan yakni diagnose yang dilakukan harus memperkuat pandangan tentang perlunya perubahan diwujudkan dan berbagai manfaat yang akan diperoleh apabila perubahan itu diwujudkan.
untuk model-model diagnostic yaitu Model Analitikal adalah Model yang dikembangkan unuk mempelajari dan memahami permasalahan antar satuan kerja dengan melakukan secara teliti identifikasi wilayah permasalahan dalam organisasi yang bersangkutan. Sebagian besar organisasi bahkan semua organisasi yang besar terdiri dari satuan-satuan kerja dengan nomenklatur apapun berbagai satuan kerja itu dikenal, seperti departemen, divisi, biro, bagian dan lain sebagainya, Model kecenderungan perilaku kelompok adalah Model ini meletakkan dasar konseptual untuk menganalisis perilaku dalam kelompok kerja. Menurut model ini pola perilaku yang kompleks yang terdiri dari aktivitas, interaksi, perasaan dan norma-norma berkembang dari serangkaian perilaku dan hubungan yang diperlukan demi berfungsinya kelompok yang bersangkutan, Model konsultasi manajemen adalah model yang menganalisis 6 faktor dalam suatu organisasi yang terdiri atasPerencanaan dasar, Praktek – praktek bisnis, Keuangan, Iklan dan promosi, Riset pemasaran, Sumber daya manusia, Model sosioteknikal adalah model yang digunakan untuk menganalisis suatu organisasi sebagai suatu system sosioteknikal yang berinteraksi dengan lingkungan. Trist bersama rekan-rekannya berpendapat bahwa dalam setiap organisasi terdapat suatu sisem social yang terdiridari jaringan hubungan yang sifatnya interpersonal sekaligus adanya suatu system teknologikal yang terdiri dari tugas, kegiatan dan sarana serta prasarana yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan dan Model analisa bidang
kesehatan didasarkan pada pendapat bahwa dalam setiap organisasi selalu ada kekuatan yang menghalangi suatu perubahan. Berbagai kekuatan dalam organisasi yang mengarah pada terjaminnya pemeliharaan stabilitas organisasi dikenal dengan istilah kekuatan penghalang. Sebaliknya kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan dikenal dengan kekuatan pendorong. Jika kekuatan penghalang dan kekuatan pendorong sama keampuhannya, dapat dikaakan bahwa organisasi berada pada kondisi keseimbangan dan organisasi berada pada kondisi stabil.
Adapun proses pengumpulan data yaitu (1) Definisi Sasaran, (2) Faktor-faktor seleksi, (3) Seleksi model pengumpulan data, (4) Tipe-tipe defenisi lain, (5) Observasi langsung, (6) Wawancara, dan (7) Pelaksanaan pengumpulan data.





